Rumah

Jumat, 29 April 2016

Risalah Pergerakan IMM Jawa Barat



Risalah Pergerakan IMM Jawa Risalah Pergerakan IMM Jawa Barat
Saat pertama kali diamanahi menjadi ketua umum, sejujurnya saya belum mempunyai konsep yang utuh mengenai gerakan DPD IMM Jawa Barat. Pertama, sejak awal saya belum ada bayangan untuk menjadi ketua umum. Kalaupun ada sedikit angan-angan kesana, itupun sebatas angan saja, tak ada langkah-langkah konkret yang saya lakukan untuk mencapainya. Saya serahkan semua pada kehendak Tuhan. Kedua, selayaknya konsep utuh tentang arah gerak ikatan diperoleh dari hasil pembahasan Musyda. Namun sayangnya, materi-materi yang dibahas saat Musyda masih terlalu umum dan normatif. Kader-kader kita masih harus menurunkan rumusan hasil Musyda tersebut ke dalam rumusan yang sifatnya lebih operasional. Selain itu materi Musyda pun terlihat hanya copy paste dengan sedikit perubahan dari rumusan tanfidz DPP. Hal ini membuat pembahasan yang dilakukan serasa mengawang-awang dan kurang membumi.

Menghadapi realitas tersebut, maka saya merasa perlu memikirkan dan membuat sebuah rumusan gagasan mengenai arah dan gerakan DPD IMM Jabar. Setidaknya rumusan yang disusun dapat mengisi kekosongan selama periode ini yakni 2015-2017. Adapun setelahnya dari rumusan ini diharapkan menghasilkan feedback dari para pimpinan dan kader untuk melahirkan gagasan-gagasan lainnya yang mengkoreksi dan menyempurnakan gagasan ini. Diharapkan pula ke depan lahir gagasan dari hasil kerja kolektif intelegensia IMM Jawa Barat.

Satu hal yang mengusik saya selama ber-IMM adalah persoalan eksistensi. Apakah IMM ini khususnya di Jawa Barat sudah eksis? Jika masyarakat secara random ditanya tentang eksistensi Muhammadiyah saya fikir mereka setidaknya pernah mendengar nama Muhammadiyah. Lantas bagaimana jika pertanyaan ini ditanyakan kepada masyarakat mahasiswa, apakah mereka pernah mendengar IMM? Mungkin popularitas dan eksistensi IMM masih di bawa organisasi kemahasiswaan lain.

Kita patut bersyukur DPP IMM 2014-2016 di bawah nakhoda Beni Pramula telah menampilkan performa yang cukup baik. Terlepas dari kontroversi dan kekurangan yang pasti selalu ada, Beni dapat membuat IMM eksis dalam dinamika politik nasional bahkan internasional. DPP IMM di bawah nakhoda Beni Pramula mengusung gagasan “Merebut Momentum, Menduniakan Gerakan”. Merebut momentum diwujudkan dalam gerakan Aliansi Tarik Mandat dengan tagline Luruskan Kiblat Bangsa. Menduniakan gerakan diwujudkan dengan partisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan pemuda internasional bahkan menjadi Presiden Pemuda Asia Afrika.

Bagaimana dengan IMM Jawa Barat? Rasa-rasanya infrastruktur intelektual dan material dalam periode ini masih belum cukup untuk bergerak sebagaimana DPP IMM. Tentu IMM Jabar pun mempunyai corak kearifan local tersendiri yang harus kita gali sehingga tidak mesti meniru DPP IMM. Dalam beberapa kasus ada beberapa PC IMM yang sudah eksis di daerahnya, namun secara umum IMM di Jabar masih perlu ditingkatkan eksistensinya. Inilah mengapa visi yang saya usung untuk IMM Jawa Barat periode 2015-2017 adalah menjadi gerakan mahasiswa yang eksis di Jawa Barat.

Lantas bagaimana langkah-langkah untuk membangun eksistensi tersebut? Sebelum itu, ada sedikit catatan bahwa yang dimaksud di sini adalah eksistensi yang hakiki bukan eksistensi yang semu. Eksistensi hakiki adalah eksistensi yang memang ditopang oleh pondasi yang kokoh, eksistensi karena adanya karya nyata dan kemanfaatan. Eksistensi semu adalah eksis tanpa pondasi hanya dikarenakan sensasi semata. Ada 3 misi yang perlu kita realisasikan agar visi tersebut tercapai, yaitu memperkuat pondasi, memperluas relasi dan memasifkan publikasi.

Sebagus apapun bangunan apabila pondasinya tidak kokoh maka tetap akan rapuh. Oleh karena itu pondasi sangat penting dan jangan dianggap sepele. Pondasi memang tak terlihat oleh mata, karena letaknya tertutup dan tersembunyi. Namun justru pondasi inilah yang sangat berjasa bagi kokohnya sebuah bangunan. Bagi IMM Jawa Barat, pondasi ini dibuat dalam wahana perkaderan.

Perkaderan hendaknya memang menjadi rahim bagi lahirnya kader-kader ideologis dan kompeten yang nantinya dapat menjadi penggerak inti ikatan. Seorang kader IMM hendaknya berideologi Muhammadiyah dan mempunyai tri-kompetensi dasar Ikatan yakni religius, intelek dan humanis. Seorang kader IMM harus religius, dalam sehari minimal membaca 1 halaman dari mushaf Al Quran, dalam seminggu minimal menghafal 5 ayat dari mushaf Al Quran, dalam sebulan minimal mengkaji tafsir dari satu tema pembahasan Al Quran lalu menuliskannya, dan dalam setahun minimal pernah mengisi kajian Islam atau khutbah jumat. Religiusitas kader pun harus diwujudkan dalam kesadaran spiritual berupa ketaatannya dalam melaksanakan ibadah mahdhah.

Seorang kader IMM harus intelek, dalam sehari minimal 10 halaman buku yang dibaca, dalam seminggu minimal satu bab dari sebuah buku dia kuasai dan didiskusikan dengan kawannya, dan dalam sebulan minimal satu buku ditamatkan dan dirangkum dalam sebuah artikel. Hasil bacaan seorang kader terhadap bukunya harus bisa direfleksikan dengan realitas kehidupannya. Bacaan kader bisa buku-buku yang memang jadi disiplin ilmunya, walaupun penting juga membaca selain disiplin ilmunya agar mempunyai wawasan luas.

Seorang kader IMM harus humanis, dalam sehari minimal dia berinteraksi dengan orang lain di lingkungannya agar tidak kuper, dalam seminggu minimal dia menemukan masalah yang perlu diselesaikan dalam sebuah lingkungan social, dalam sebulan minimal ada satu gerakan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah itu berupa penyuluhan, advokasi atau aksi massa.

Uraian di atas adalah rumusan yang minimal namun sudah ideal apabila bisa dilaksanakan. Walaupun karena bersifat ideal, seringkali di lapangan akan berbenturan dengan realitas. Misalnya ada kader IMM yang sangat humanis, namun kurang suka dengan hal-hal yang sifatnya religius. Atau ada kader yang sangat intelek, namun kurang humanis. Hal pertama yang harus kita fahami bahwa 3 hal ini saling berkesinambungan dan tak dapat dipisahkan. Maka tidak boleh kita hanya memilih salah satu dan meninggalkan yang lain. Walaupun tentu setiap manusia diciptakan Allah swt. dengan minat dan bakat yang berbeda-beda. Maka untuk pengembangannya bisa saja seorang kader memilih untuk focus dalam satu tri-kompetensi, namun untuk hal-hal dasarnya ketiga tri-kompetensi ini harus dikuasai.

Saya termasuk orang yang tidak bisa dan tidak suka olah raga, namun saya faham bahwa olah raga itu penting. Maka saya memaksakan diri untuk 2-3 hari sekali jogging demi menjaga kebugaran tubuh. Hal barusan bisa dianalogikan dengan tri-kompetensi tadi, misalnya ada kader yang tidak bisa atau malas untuk tadarus al Quran setiap hari dan lebih suka berdemonstrasi, namun harus tetap diupayakan membaca al Quran karena hal tersebut adalah kebutuhan bagi terjaganya spiritualitas kader.

Setelah memiliki pondasi yang kokoh, maka yang penting dilakukan adalah memperluas relasi. Dalam terminology barat, memperluas relasi ini dikenal dengan networking, sementara dalam terminology Islam, memperluas relasi adalah silaturahmi. Rasulullah saw. Pernah bersabda, “Barang siapa yang mau rizkinya dilapangkan, dan umurnya dipanjangkan, maka hendaklah ia bersilaturahmi.” Ada dua keuntungan dari luasnya relasi berdasarkan hadits tersebut, yaitu luas rizkinya dan juga panjang umurnya. Relasi ini bisa internal ke dalam persyarikatan Muhammadiyah maupun eksternal kepada pihak-pihak lain yang tidak menyalahi kaidah-kaidah organisasi. Terbukti IMM yang pandai menjalin relasi relative lebih stabil dan massif pergerakannya dibanding dengan yang tidak.

Saat pondasi gerakan IMM sudah kuat dan relasi yang terjalin sudah baik, secara otomatis akan tercipta gerakan dan kegiatan yang baik. Namun terkadang ada satu hal yang kita lupa, yakni publikasi. Muhammadiyah memang gerakan yang mempunyai slogan sedikit bicara dan banyak bekerja. Imbasnya kader Muhammadiyah khususnya IMM terkadang tidak terlalu suka untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatannya di media massa atau media social. Terlebih dalam Islam ada doktrin mengenai keikhlasan. Ikhlas itu berarti tangan kanan berbuat tangan kiri tidak tahu.

Hari ini zaman sudah berubah, siapa yang menguasai isu di media dia dapat mengendalikan masyarakat. Kader IMM harus dapat menjawab tantangan tersebut dengan menafsirkan ulang slogan sedikit bicara banyak bekerja dan doktrin ikhlas. Publikasi kegiatan itu perlu, walaupun tentu ada prinsip moral dan etikanya. Mempublikasikan kegiatan bukan berarti tidak ikhlas atau riya, yang penting niatkan publikasi kegiatan ini sebagai dakwah. Mudah-mudahan apa yang kita publikasikan bisa menjadi inspirasi kebaikan bagi yang lainnya. Yang tidak boleh adalah publikasi dengan tujuan hanya pencitraan saja. Oleh karena itu kader IMM pun perlu menjalin relasi yang baik dengan media massa dan juga dapat memaksimalkan media social.

Inilah uraian yang saya susun sebagai risalah pergerakan IMM Jawa Barat. Seperti yang saya sampaikan pada awal tulisan, wacana ini masih menjadi wacana yang terbuka untuk didekontruksi ataupun direkonstruksi kembali. Apa yang saya uraikan di atas lebih kepada hal-hal yang mungkin terlalu sederhana untuk sebuah konsep gerakan, namun menurut saya inilah kebutuhan mendesak kita saat ini. Adapun mengenai konsep-konsep yang lebih lanjut akan mengikuti. Yang jelas saya harap setelah adanya gagasan ini kita tidak terlalu bingung lagi terhadap arah gerakan IMM Jawa Barat. Saya harap juga kita mempunyai ghirah dalam mewujudkannya. Mari letakkan telunjuk kita 5 cm di depan wajah kita, dan kita berproses mendaki menuju puncak tujuan kita seperti dalam film 5 cm.

Abadi Perjuangan Kami!
Billaahi Fii Sabiililhaq, Fastabiqul Khairaat…

Oleh:Robby Karman

Balas Dendam Yang Benar sesuai dengan Islam




Apakah Dendam Perlu Dibalas?Dendam bermula dari rasa sakit hati. Dalam buku yang berjudul Road To Allah, dendam berarti rasa marah yang kita simpan jauh di dalam hati, sehingga dengan memelihara rasa dendam tersebut dapat merusak hati kita sedikit demi sedikit. Menyimpan rasa dendam, akan mengalami tekanan dan rasa tidak tenang yang berkepanjangan. Itulah mengapa banyak orang yang lebih memilih untuk balas dendam atas rasa sakit yang dialaminya akibat tidak tahannya hati menahan emosi. Sungguh hal yang demikian hanya merusak kesehatan kita. Pasalnya kita tidak bisa berfikir jernih jika terlalu banyak memikirkan cara bagaimana untuk membalas dendam.

Cara Baik Balas Dendam Dalam IslamIslam tidak menganjurkan umatnya untuk mempunyai sifat pendendam. Namun tahukah anda bahwa terdapat satu cara yang baik untuk balas dendam dalam Islam? Cara tersebut adalah dengan menjadi jiwa yang pemaaf. Rasulullah SAW bersabda:"Tidaklah seseorang memafkan kezaliman (terhadap dirinya) kecuali Allah akan menambah kemuliannya" (HR. Ahmad, Muslim dan At Tirmidzi).Lalu bolehkah kita membela diri saat dizalimi? Allah SWT berfirman:"Dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah, sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri setelah teraniaya tidak ada satupun dosa atas mereka, sesungguhnya dosa itu atas orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat adzab yang pedih. Tetapi orang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang amat utama" (QS. Asy Syuro: 39-43).

Dari ayat tersebut jelas dikatakan bahwa kita boleh membela diri kita ketika disakiti. Namun membela diri dalam hal ini adalah dengan cara memafkan dan berbuat baik, karena Allah telah menjanjikan bagi siapa yang memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang telah menzalimi, maka pahalanya akan langsung ditanggung oleh Allah SWT. Sedangkan bagi pelaku yang menzalimi, niscaya dia akan mendapat balasan yang setimpal dari apa yang dilakukannya langsung dari Allah SWT. Dengan demikian jelaslah bahwa dosa tidak boleh dibalas dengan dosa, namun seringkali kita terbawa oleh hati yang panas untuk membalas dosa dengan dosa. Seperti bila kita mendengar orang lain menjelk-jelekkan, kita sering terbawa emosi lalu menjelek-jelekkannya. Padahal jika ada orang yang menjelekkan kita, kemudia ia membuka aib kita kepada  orang lain, maka pahala orang tersebut akan dilimpahkan kepada kita. Sedangkan dosa dalam dirinya akan bertambah. Mengenai hal ini, Rasulullah SAW bersabda:"Apabila ada seseorang yang mencacimu atau menjelek-jelekkanmu dengan aib yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah kamu balas memburukkannya dengan aib yang kamu ketahui ada padanya. Maka pahalanya untuk dirimu dan dosanya untuk dia" (HR Al Muhamili dalam Amalinya No 354, Hasan).

Islam Mengajarkan Untuk Membalas Maksiat Dengan Taat dan Membalas Zalim Dengan MaafIslam menganjurkan agar kita membalas dendam dengan cara yang lebih baik, membalas maksiat dengan taat dan membalas zalim dengan maaf. Sungguh Allah SWT Maha mengetahui atas apa yang umat-Nya kerjakan, maka tidak perlu khawatir lagi, tidak perlu merencanakan balas dendam lagi dan tidak perlu bersedih lagi ketika ada orang yang menzalimi kita. Percayalah, jika kita membalasnya dengan kebaikan, dengan doa agar orang yang menzalimi kita mendapat hidayah dari Allah SWT, maka senantiasa Allah SWT berpihak kepada kita dan Allah lah yang akan langsung membela umat-Nya yang terzalimi. Hati yang memaafkan dengan tulus, maka tidak akan ada lagi tersimpan rasa sakit yang berkecamuk. Jika kita sudah mampu memaafkan dengan ikhlas, mampu melupakan kejadian yang telah menyakitinya. Jika tidak mampu melupakan, berarti hati kita belum ikhlas memaafkan. Dan percayalah, setiap kejadian pasti ada hikmah yang ingin ALlah tunjukkan kepada kita. Apa yang perlu kita perbuat adalah sabar, ikhlas memaafkan dan yakin bahwa Allah akan menghapus rasa dendam kita. Membalas keburukan dengan keburukan memang dapat membahagiakan hawa nafsu, tetapi membalas keburukan dengan kebaikan adalah kemenangan manusia di hadapan manusia lain dan di hadapan Allah SWT. Balas dendam adalah virus, virus menyerang mangsanya dan menciptakan virus yang baru. Dendam menciptakan dendam lain yang berbeda. Cara terbaik untuk membalas dendam adalah memaafkan dan menutup peluang mereka untuk melakukan hal yang sama pada anda. Anda melatih diri anda dalam kebaikan dan dendam akan menghancurkannya dalam semalam.

Di kutip dari blogger orang lain.